Sun
Surya
Syamsun
Matahari
Dia pernah menjadi legenda disetiap zaman, kebudayaan dan peradaban manusia. Legendanya senantiasa dibumbui dengan mitos dan kepahlawanan heroik sang dewa-dewi. Mitos Mesir menempatkan Sun (matahari dalam bahasa inggris) sebagai Ra, di Jepang diberi nama Ameterasu, di Yunani dewa Apollo, di lembah mesopotamia dipuja dengan panggilan Shamash sedangkan di Indonesia dikenal sebagai dewa Surya.
Secara ilmiah Sun adalah salah satu benda langit. Sun merupakan bintang yang paling dekat dengan bumi. Sebagai salah satu bintang Sun memancarkan energi cahaya sendiri dari energi fisi dan fusi di inti Sun. Energi dari Sun inilah yang menjadi sumber energi kehidupan yang besar di muka bumi ini.
Dalam agamaku, Islam, Sun adalah ciptaan sebagai bukti, ayat kauniah kekuasaan dan keagungan Allah Subhanahu wa ta'ala. Tidak ada energi sedikitpun yang dimiliki oleh Sun kecuali karunia Allah, Tuhan yang maha pemberi kekuatan.Tidak ada seberkas cahayapun kecuali nur dari Allah. Tidak akan berevolusi dia di galaksi bima sakti ini kecuali atas perintah Allah.
Lebih tegas lagi Islam melarang menjadikan Sun sebagai dewa-dewi yang disembah dan diagungkan selayaknya tuhan. Perilaku itu disebut syirik. Menyekutukan Allah, menjadikan ciptaan sebagai tuhan.
Dalam Al-Quran, kitab suci agama Islam, diceritakan bahwa Nabi Ibrahim pernah menyangka bahwa matahari adalah tuhan. "Ini adalah besar dan agung, layak jadi sembahan" gumam sang Nabi. Tapi menjelang malam, sun sirna. kesimpulan sang kekasih Allah, aku tidak suka kepada yang tenggelam dan sirna.
Bagi diriku Sun adalah nama penuh makna, meskipun pemaknaannya menggunakan ilmu jawa "otha-athik gathuk. Setidaknya seperti lagu masa kecilku. Hanya memberi..... Tak harap kembali... Bagai sang Surya menyinari dunia. Setidaknya visiku senantiasa beramal sholeh seumur hidup tanpa mengemis imbalan dari makhluk tapi ikhlas memelas balas dari Allah subhanahu wa ta'ala.
Bersambung pada bagian 2.

